Ketum PBNW Sebut Maulanasyaikh Tinggalkan Ladang Ibadah
- redaksi
- October 10, 2019
Lombok Timur www.nw.or.id – Pada pengajian silaturahim Ketua Umum PBNW Syaikhuna Tuan Guru Bajang KH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Lc., M.Pd.I, di Anak Cabang Nahdlatul Wathan Sikur yang bertempat di Pondok Pesantren Ziadatussakirin NW Sikur, sekaligus pelantikan Pengurus Anak Cabang Nahdlatul Wathan Kec Sikur Kab. Lombok Timur, Kamis (10/10/2019).
Muqaddimah pengajian disampaikan TGH Muzayyin Sobri, menyampaikan bahwa Zainuddin Atsani merupakan penerus Maulana Syaikh, yang selalu disebuit beliau di setiap pengajian Maulanasyaikh waktu hayat dulu. Kendati Maulanasyaikh banyak memiliki cucu.
“Sejak kecil beliau sudah diperkenalkan sebagai Zainuddin ke dua dan pada umur 4 tahun beliau di beri nama Tuan Guru Bajang,” urainya. Kata Pimpinan Ponpes NW Menceh ini, Ulama’ sebagai pewaris ilmu para nabi dan Rasul, begitulah yang kita saksikan dahulu pada Maulana Syaikh dan kini tetesan itu mengalir pada Syaikhuna Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani yang ada didepan kita ini, kita sebagai warga maupun jamaah harus percaya pada para ulama’.
Begitu juga ketika Maulana Syaikh menunjuk Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani ini sebagai penerus beliau, kita sebagai murid, abituren maupun pecinta harus percaya dengan keyakinan kita dalam menyakini harapan beliau.
“Kejadian hari ini telah ditahu oleh Bapak Maulana Syaikh tentang Zainudin Atsani dan hari ini kita bisa melihat bukti keberadaan beliau yang membawa Nahdlatul Wathan semakin jaya, berkeliling dari desa ke desa, kecamatan, kabupaten, propinsi bahkan ke luar negeri,”pungkasnya.
Ketua Umum PBNW Syaikhuna Raden Tuan Guru Bajang KH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani Lc. M.Pd.I., mengungkapkan skita harus banyak bersyukur bahwa Maulana Syaikh meninggalkan kita sebuah ladang untuk mencari pahala, mencari amal ibadah, ilmu dan kebarokahan yaitu madrasah, majlis ta’lim, majlis ilmu dan lain sebagainya.
“Setiap pengajian saya mengajak semua warga Nahdlatul Wathan untuk bersatu bukan untuk berpecah belah dan niat saya untuk mencari jamaah maupun murid Ninik Maulana Syaikh untuk silaturrahmi dan menyatukan jamaah di semua tempat,”ujarnya.
Lanjutnya, sebagai pemimpin itu bukan sesuatu yang harus dikejar karena itu amanah dan harus di pertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT, dan akan ditanya sudah sampai mana pertanggungjawaban.
Terkait keberadaan Nahdlatul Wathan, sejak dipimpin Ummuna Hj St Raihanun ZAM hingga saat ini tetap pada jalur NW yang dididirkan Maulana Syaikh dengan menjaga akte notaris pendirian Nahdlatul Wathan 1953.
“Tidak ada NW lain, apalagi ada oknum yang mencoba buat akte baru NW tahun 2014. Itu jelas salah dan tidak benar,”tegasnya.
Kata Rektor IAIH NW Lotim ini, Maulana Syaikh mengajarkan kita biasa-biasa saja dalam berjuang bukan dengan mengedepankan ego. Berjuang di Nahdlatul Wathan dengan ikhlas bukan dengan keuangan kalau kita sudah ikhlas insyaallah kebutuhan dunia itu mengikuti, dan jangan jadi kader kader pembangkang.
“Jaga lisan, jaga tangan karena zaman ini adalah zaman fitnah karena fitnah itu bisa menghambat kita masuk syurga. Marilah kita perbaiki diri, perbaiki hubungan kita sesama manusia,” pesannya.
Jangan samakan Organisasi Nahdlatul Wathan dengan organisasi lain karena Nahdlatul Wathan memiliki banyak hikmah di dalamnya, Maulana Syaikh saja sering datang di waktu-waktu tertentu, beliau hadir dalam membimbing. Jangan ada yang macam-macam, apalagi untuk memecah belah karena kita semua harus Sami’na Waato’na, kompak utuh bersatu.
“PBNW harus saya jaga, jamaah juga harus saya jaga, jadi jamaah harus Sami’na Waato’na karena semuanya adalah amanah yang harus saya pertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT,”pungkasnya. (ari)
Share via: